PROKAL.CO, TANJUNG SELOR – Berawal dari kekhawatiran terhadap dampak kerusakan lingkungan, Lefrand Adam, warga Gunung Sering, Kecamatan Tanjung Selor, Bulungan menjadikan lahan miliknya yang seluas 4 hektare menjadi hutan.
Sejumlah pohon endemik Kalimantan yang hampir punah ditanaminya. Misal, kayu hitam, ulin, gaharu dan kayu darah. “Saya menanam dari tahun 2005,” ujarnya kepada Bulungan Post, Selasa (10/10).
Atas kepeduliannya ini, Lefrand pun mendapat penghargaan Kalpataru di tahun ini, yang diterimanya pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup di Jakarta.
Dikatakannya, kepedulian menanam pohon-pohon endemik Kalimantan untuk memberi manfaat kepada dirinya dan keluarganya maupun generasi penerus yang akan datang.
“Jumlah yang saya tanam sekitar 260 pohon. Kemungkinan saya akan tambah lagi bila menemukan jenis pohon baru,” ungkapnya.
Karena menurut dia, pohon-pohon endemik Kalimantan terancam dengan mulai masuknya investasi perkebunan kelapa sawit. “Perkebunan kelapa sawit sudah merusak ekosistem hutan kita, makanya saya manfaatkan lahan yang ada untuk ditanami pohon yang sudah mulai langka,” tambahnya.
Dirinya berharap warga lain bisa peduli terhadap lingkungan. Bukan malah merusak lingkungan. “Kalau kita semua juga ikut-ikutan merusak. Siapa lagi yang akan peduli lingkungan kita,” ujarnya. (*/tyo/fen)