PROKAL.CO, TARAKAN – Duka tidak hanya dirasakan keluarga korban tragedi terbaliknya speedboat Anugrah Express. Tapi, juga keluarga dari dua anak yang hilang saat bermain di sekitar Pulau Kacia, Kabupaten Bulungan, Senin (1/1).
Ibu Muhammad Hildan alias Mukti (5), Siti Nurhasanah (43), dan neneknya, Siti Nurjenah (60), tak kuasa menahan tangis saat menerima kedatangan pelayat yang datang, Selasa (2/1).
Mukti ditemukan sudah tidak bernyawa bersama M Zulkifli (7) yang juga sepupunya. Zulkifli lebih dahulu ditemukan pada Senin (1/1) malam oleh ayahnya sendiri. Menyusul Mukti pada Selasa pagi oleh nelayan.
“Kalau yang sepupunya itu (Zulkifli) ditemukan di gusung. Kalau Mukti ditemukan ngambang tadi (kemarin) pagi. Itu pun yang temukan nelayan,” kata Siti Nurhasanah saat disambangi awak media.
Ia pun tidak pernah menduga anaknya akan meninggalkannya di usia muda. Sebelum ditemukan meninggal, Mukti dan Zulkifli memang pergi berenang di sekitar Pulau Kacia sekira pukul 10 pagi. Keduanya berada di pulau itu karena sedang berlibur.
Menurut Nurhasanah, ketika berenang, ada beberapa anak lain. Namun, Mukti dan Zulkifli nekat berenang ke daerah yang lebih dalam. Sedangkan yang lain memilih di tempat yang dangkal.
Saat keduanya berenang di daerah yang dalam, diduga keduanya terbawa arus sehingga sulit untuk kembali ke daratan. Keduanya baru diketahui Nurhasanah terbawa arus setelah mendengar informasi warga.
“Ada yang teriak. Bilangnya ada yang lemas di sana. Saya kan tidak tahu kalau anak saya ikut berenang juga. Jadi saya lari juga,” beber Nurhasanah.
Tidak hanya Nurhasanah, warga lain pun langsung menuju lokasi. Namun, tidak ditemukan. Hanya, satu anak saja yang selamat, tapi bukan Mukti dan Zulkifli. Warga langsung melaporkan peristiwa ini kepada petugas SAR. Hingga dilakukanlah pencarian pada hari itu juga. Namun, sampai Senin sore, Mukti dan Zulkifli belum juga ditemukan tim gabungan.
Tidak putus asa, keluarga korban bersama warga lainnya tetap melakukan pencarian pada malam hari. Didapatlah pertama kali Zulkifli oleh ayahnya, tidak jauh dari lokasi berenang di daerah gusung. Sedangkan Mukti baru ditemukan pagi hari dengan kondisi sebelah matanya yang sudah tidak ada, bibirnya sedikit hancur dan badan agak lecet.
Nurhasanah pun tak kuasa menahan tangis mengenang anak bungsu dari dua bersaudara. Sebab, ia berencana menyekolahkan anaknya tahun depan. Namun, belum mewujudkan keinginan itu, anaknya meninggal dunia.
Tidak hanya Nurhasanah, neneknya, Nurjenah, juga tak kuasa menahan tangis jika mengingat sosok cucunya. Sebab, ia mengaku sangat dekat dengan Mukti tersebut. “Dia bilang, sayang aku sama nenek sama kai, seribu kali sayang. Dia suka bilang begitu sama neneknya,” tutur Nurjenah sambil menangis mengingat perkataan cucunya yang tak bisa ia lupakan. (mrs/fen)